SUARA PEMBARUAN DAILY

Lezatnya Sate dan Sop Bebek Khas Serang

Wahyuni Kamah

Bila sedang berada di Serang, ibu kota Provinsi Banten, janganlah lupa mampir di Kawasan Royal pada malam hari yang sangat ramai dipadati para penjual kue basah khas Banten. Kunjungan Anda ke Serang rasanya tidak lengkap bila belum menikmati sate dan sop bebeknya.

Sate dan sop bebek adalah makanan khas yang berasal dari Cibeber, kurang lebih 10 kilometer di sebelah barat Serang. Karena itu, bila Anda berkendaraan dari Cilegon ke Serang, akan banyak dijumpai beberapa warung kaki lima penjual sate bebek dengan trademark "Sate Bebek asli Cibeber". Dari beberapa warung sate bebek yang menamakan "asli Cibeber", yang sudah dikenal karena kelezatannya adalah yang berada di muka Hotel Tamansari di Jalan Tirtayasa, beberapa meter dari Kawasan Royal. Warung sate bebek ini mudah dijumpai karena dari banyak pedagang kaki lima yang ada, dialah yang mengusung nama "Sate dan Sop Bebek Mang Udin Khas Cibeber".

Warung tersebut baru buka senja hari, sekitar pukul 17.30 WIB. Sejak pukul 17.00, penjual sudah sibuk menyiapkan warung, membuat tenda, memasang terpal, menyusun bangku dan meja, menyiapkan tempat bakar sate, hingga merapikan peralatan makan. Satu per satu bahan makanan didatangkan dengan becak, mulai dari nasi hangat, kaldu sup dalam panci besar, ratusan atau mungkin ribuan tusuk sate, dan juga daging bebek.

Di dapur yang terletak di Jalan Lopang, sate bebek telah diracik dan dibumbui, termasuk ditusukkan ke lidi, nasi dan kaldu untuk sup juga telah dipersiapkan di sana. Sehingga di warung, pelayan tinggal membakar sate dan meracik sup.

Waktu pertama buka adalah saat yang tepat untuk bersantap karena pembeli belum ramai dan yang datang saat itu akan mendapat layanan pertama. Bila datang sedikit lebih malam, tamu harus menunggu cukup lama, karena telah banyak pelanggan yang datang. "Sekali makan di sini, pasti akan kembali lagi," kata salah seorang pelayan setengah berpromosi sambil menyiapkan bangku-bangku dan meja.

Nama Mang Udin diambil dari nama sang pemilik warung, sementara yang bekerja di situ adalah para pegawainya, sebanyak sembilan orang. Pembagian kerja mereka sangat jelas, ada yang membakar sate, meracik sup, melayani pembeli sate dan sup, mencuci piring dan mengurusi logistik. Para pembeli dapat menyaksikannya dengan jelas kegiatan mereka, sambil menunggu pesanan.

Selain di Serang, warung sate ini juga membuka cabang di daerah Karawaci, Tangerang.

Dalam sehari, 40 ekor bebek diperlukan. Bebek tersebut bukanlah yang khusus dipelihara oleh Mang Udin untuk kebutuhan warung, tapi bebek kampung yang dibeli dari para penduduk desa.

Sate bebek Cibeber ini berbeda dengan sate pada umumnya, karena bumbu telah meresap ke dalam daging, sehingga sate tidak lagi diberi bumbu kecap atau kacang, tapi dihidangkan begitu saja setelah dibakar. Tampilan sup juga sangat menggugah selera karena disajikan bening.

Daging bebek yang telah masak dan dibumbui itu dipotong-potong, bergantung pada permintaan pembeli. Tamu bisa menikmati daging bebek dengan atau tanpa tulang. Dalam mangkuk sup diberikan juga potongan tomat segar, kemudian ditambahkan kaldu yang bening.

Satu porsi yang terdiri dari 10 tusuk sate, satu mangkuk sup, sepiring nasi putih, dan air teh hanya seharga Rp 10.000. Bila tamu datang hanya membeli sate, 10 tusuk dihargai Rp 5,000.

Sate yang disajikan sangat gurih, sedikit manis dan pedas. Sementara, lezatnya sup bebek terletak pada kuahnya yang tasty dan juga daging bebek yang terasa pedas lada. Sama sekali tidak ada bau langu atau rasa amis, seperti yang banyak ditakutkan orang bila menyantap daging bebek, daging pun empuk serta mudah dikunyah.

Soal rasa, pembeli memang tidak dikecewakan, tidak jarang pembeli yang makan di warung, menambah porsi sate atau sup mereka.

Karena itu, tidak heran sering kali warung tutup sebelum pukul 21.00, karena bahan sudah ludes terjual. "Kadang pembeli memesan melalui telepon untuk disisakan," tambah pemuda yang melayani pembeli. Silih berganti pembeli datang ke warung seluas 5 x 5 meter ini, tak sedikit pula yang membeli untuk dibawa pulang. "Rasanya berbeda jika dimakan di sini," ujar seorang pelayan di warung itu sambil bercanda.

Dengan harga yang terjangkau, tempat yang bersih, rasa yang lezat, serta pelayanan yang efisien dan ramah, wajar saja warung sate bebek ini selalu diminati pembeli.

 

Wahyuni Kamah