Bodensee atau Danau Constance adalah danau terbesar di Jerman yang membentang di Negara Bagian Baden Wuettemberg dan Bavaria (Bayern) di selatan, dengan luas 539 km?. Bukan hanya warga Jerman yang "diberkahi" oleh Bodensee, warga Swiss utara yang tinggal berbatasan langsung dengan Bodensee juga ikut menikmati keindahan danau ini.
Kehangatan matahari selatan saat musim panas menjadikan kota-kota di tepi Bodensee sebagai tempat berlibur dan peristirahatan yang nyaman. Wisatawan berkunjung untuk berlayar, berenang, berjemur, atau sekadar menikmati pemandangan indah di tepi danau. Pada musim panas kota-kota yang relatif kecil di pesisir Bodensee tampak cantik, tertata rapi, dan bersih, halaman rumah di kawasan ini pun terlihat indah dengan bunga-bunga mekar beraneka warna. Penginapan, hotel, restoran, dan kafe di Bodensee jarang yang menempati bangunan modern, melainkan di rumah setengah kayu yang terkesan antik atau, bahkan, kastil.
Yang juga menarik adalah perjalanan menuju Bodensee dari arah Stuttgart lewat jalan biasa-Bodensee dapat dicapai lewat jalan tol gratis atau jalur kereta api antarkota. Terutama di luar musim dingin, mata akan menangkap keindahan landskap Schwaebische Alb yang berbukit-bukit dengan hutan pinus hijau membentang, diselingi desa-desa kecil, ladang gandum, dan padang rumput luas. Begitu mendekati Bodensee, di sepanjang jalan raya yang mulus adalah perkebunan apel dan Ferienwohnung (rumah yang disewakan untuk liburan) berukuran kecil dan besar yang bagus-bagus.
Lindau
Salah satu 'kota' wisata di tepi Bodensee yang padat pengunjung adalah Lindau di Negara Bagian Bavaria. Letaknya yang strategis-hanya beberapa menit lewat darat dari negara tetangga seperti Lichtenstein, Austria, Swiss, dan Itali-menjadikan kota berpenduduk 24.000 orang ini ramai saat musim libur. Bila bertandang ke Lindau saat masa liburan, bersabarlah untuk mencari tempat parkir karena hampir tidak ada tempat kosong.
Sebenarnya, Lindau adalah sebuah pulau mungil di timur laut Bodensee yang dihubungkan oleh jembatan dengan daratan Jerman. Udara danau yang segar; suasana santai; resor, restoran, dan kafe di tepi danau; bangunan peninggalan abad ke-10 di kawasan Kota Tua; kasino tempat mengadu untung; serta pelabuhan menjadi pemikat wisatawan yang datang ke Lindau. Keelokan Lindau telah menjadikannya sebagai tempat 'nongkrong' para pemenang Hadiah Nobel sejak tahun 1951.
Di pelataran pelabuhan juga dapat dijumpai beberapa pedagang kaki lima yang menjual lukisan dan cenderamata, tapi tidak seperti di negeri kita, di sana jumlahnya dapat dihitung dengan jari dan tertib.
Di mulut pelabuhan, terdapat mercu suar yang dibangun pada abad ke-13. Dengan membayar 1 Euro kita dapat mendaki anak tangga putar menuju puncak mercu suar setinggi 33 meter itu. Bila langit cerah, dari puncak terlihat pemandangan Pegunungan Alpen di Swiss di kejauhan dan juga kota Lindau. Setiap beberapa menit, ada feri yang merapat untuk menurunkan dan mengambil penumpang. Warga Swiss di seberang danau memang lebih suka naik feri untuk mengunjungi kota ini.
Melihat banyaknya perahu yang berlabuh di pelabuhan dan padatnya mobil yang parkir di kasino terkesan Lindau adalah tempat berlibur mereka yang berkantung tebal. Namun demikian, bagi anak muda yang berkantung pas-pasan, terdapat Lindau Park-Camping di pinggir Bodensee yang berbatasan dengan Austria. Kawasan camping ini cukup populer bagi kaum muda, dengan membayar 5,3 Euro per orang mereka dapat bermalam di sana dengan menyewa tenda (3,5 Euro per tenda), di samping itu tersedia juga fasilitas seperti supermarket, restoran, dan laundri.
Friedrichshafen
Kota terbesar di tepi Bodensee adalah Friedrichshafen. Meskipun berbatasan langsung dengan danau, kota yang terletak di Negara Bagian Baden Wuettemberg ini tidak terlalu 'menjual' Bodensee, maklum, Friedrichshafen adalah kota industri dan bisnis. Yang menjadi kebanggaan kota berpenduduk 53.000 ini justru Zeppelin. Sebab, di kota inilah, pada tahun 1900, Ferdinand Graf von Zeppelin melakukan penerbangan awal pesawat yang dirancangnya.
Yang menonjol dari kota ini adalah Zeppelin Museum, museum penerbangan terbesar di dunia yang dibangun di atas tanah seluas 4,000 m?. Museum ini pun letaknya hanya beberapa meter dari pelabuhan. Penduduk Friedrichshafen amat bangga dengan Zeppelin yang mengukir sejarahnya di kota mereka. Selain mendirikan monumen untuk menghormati Zeppelin, hampir semua bagian kota berlabel Zeppelin: restoran, kafe, jalan, hotel, dan toko, belum lagi mainan anak-anak di taman yang dibentuk seperti miniatur pesawat zeppelin. Mereka yang ingin mencoba-coba naik pesawat zeppelin silakan saja, tapi harus bersiap-siap mengantre berbulan-bulan, dan tentu saja harus merogoh kocek sebanyak 200 Euro untuk mengudara selama 45 menit saja.
Karena memiliki lapangan udara, Friedrichshafen menjadi sasaran pengeboman tentara Sekutu pada Perang Dunia Kedua, sehingga kota ini hancur lebur. Di kawasan Kota Tua (Altstadt) sudah tidak ada lagi sisa peninggalan masa lalu. Castle Church (Schloss Kirche), sebuah gereja Protestan dari abad ke-16, menjadi maskot Friedrichshafen.
Immenstadt
Immenstadt adalah desa kecil sekitar tujuh kilometer sebelah timur Friedrichshafen. Desa ini memang pas untuk berwisata dengan barisan rumah-rumah apik dengan kebun bunga indah yang siap disewakan bagi wisatawan. Desa ini bersih dan sangat teratur. Seperti tempat wisata lain, di Immenstadt pun dijumpai beberapa restoran dan kafe yang meskipun kecil, ditata sangat menarik.
Anda bisa mampir di Otto's Vesperkeller di Hauptstr. 5, jika ingin mencicipi masakan khas Bavaria dan Baden Wuettemberg atau hanya makanan kecil. Anda juga dapat sekadar minum (bir) di sana sambil menikmat hiburan live yang disajikan Otto Haemmerle. Herr Haemmerle adalah daya tarik restoran Otto's Versperkeller.
Berbeda dengan di restoran lain, hiburan yang disajikan Herr Haemmerle amat interaktif. Ia akan menyambut hangat setiap tamu yang berkunjung dan selanjutnya, tanpa henti-henti, menghibur para tamu dengan menyanyikan lagu rakyat tanpa musik dan menceritakan lelucon, yang sering kali disambut dengan derai tawa pengunjung, bahkan beberapa di antaranya sampai terpingkal-pingkal. Bagi orang asing seperti saya cukup sulit memahaminya, karena Herr Haemmerle berbicara dengan dialek Schwaebisch. Bukan itu saja, ia pun mengajak para tamu untuk bernyanyi dan menceritakan lelucon-lelucon mereka, yang tentu saja diselingi dengan minum bergelas-gelas bir lokal. Banyak di antara tamu yang betah duduk berlama-lama di sana untuk menikmati hiburan interaktif Herr Haemmerle, si petani itu.
Buku yang diisi oleh tamu mancanegara, seluruhnya mengaku puas dengan hiburan Herr Haemmerle. Setiap tamu yang angkat kaki pun akan disalaminya, dengan memberikan pesan-pesan, khusus kepada tamu wanita ia akan memberikan ciuman pipi, sebagai tanda hormat.
Meersburg
Di manakah romantisme Bodensee dapat dirasakan? Meersburg adalah jawabnya. Meersburg terletak di dataran berbatu agak tinggi sehingga perlu sedikit menanjak untuk mencapainya. Letaknya langsung menghadap Bodensee dan dikelilingi kebun anggur dan anggrek, dari Friedrichshafen, jaraknya hanya 17 kilometer ke arah timur.
Daya tarik Meersburg adalah kawasan Kota Tua. Kawasan ini mirip kota dongeng, dengan jalan-jalan berbatu bata yang tidak lebar, agak berkelok-kelok, serta turun-naik. Di sepanjang jalan itu, berjejer rumah-rumah yang sebagian dibangun dari kayu dan beratap merah dan terdapat juga bangunan Barok. Pada bulan Juli dan Agustus kawasan yang bebas kendaraan bermotor ini dijejali wisatawan lokal dan internasional. Petang hari romantisme Meersburg terasa, dari sinar lampu-lampu jalan, bangunan sekitar yang terkesan kuno, dan udara segar Bodensee.
Bila Anda ingin melihat kastil kuno dan membayangkan kehidupan di dalamnya pada abad pertengahan, berkunjunglah ke Kastil Meersburg yang letaknya di tebing menghadap Bodensee. Dengan membayar 5 Euro Anda dapat melihat 'isi' kastil yang berasal dari Raja Dagobert I dinasti Merovingian di abad ke-7. Di dalamnya terdapat lebih dari 30 ruang yang tertata seperti dapur zaman dulu, istana, ruang penyimpanan senjata, mata air, bangsal untuk para kesatria, penjara 9 meter di bawah tanah, kandang kuda, benteng pertahanan, lorong-lorong, dan sebagainya.
Musim dingin bukanlah saat yang tepat untuk mengunjungi kota berpenduduk 5200 ini karena antara November dan Maret, museum-museum di Meersburg tutup, bila tidak diberitakan lain.
Unteruhldingen
Danau Bodensee yang raksasa itu terbagi menjadi dua bagian besar, Obersee bagian yang lebar dan Ueberlingensee yang lebih menyempit di bagian timur. Sebuah desa di tepi Ueberlingensee, Desa Unteruhldingen, dapat terlewat begitu saja jika tidak ada Pfahlbauten Museum (museum rumah panggung). Desa yang menjadi kawasan rumah peristirahatan ini jaraknya kurang lebih 23 kilometer sebelah timur Friedrichshafen.
Pfahlbauten Museum adalah museum terbuka tentang sejarah manusia purba yang terbesar dan tertua di Eropa. Museum yang telah dikunjungi sembilan juta orang ini merekonstruksikan kehidupan pedesaan rumah panggung dari manusia purba yang hidup pada zaman Batu dan zaman Perunggu (kurang lebih 2200 dan 1100 BC) di Ueberlingensee.
Mulai tahun 1922 hingga 1939, pedesaan itu dibangun kembali setelah penggalian oleh Dr. Hans Reinerth. Sekarang, ada 15 rumah panggung yang dibangun menyerupai aslinya. Di dalam rumah panggung itu, dikonstruksikan dapur, peralatan dapur, alat pancing, alat berburu, tempat tidur, tempat penyimpanan bahan makanan, tempat bayi, ternak, dan bahkan perhiasaan yang digunakan manusia purba. Para pengunjung museum mendapat gambaran jelas tentang kehidupan manusia purba saat itu dengan tur keliling yang diarahkan seorang pemandu dengan bahasa pengantar Jerman. Pfahlbauten Museum ini hanya dibuka selama enam bulan dari bulan April hingga Oktober, selebihnya tutup. Karcis masuk 5 Euro per orang.
- WAHYUNI KAMAH