SUARA PEMBARUAN DAILY

Cuci Mata di Zona Pejalan Kaki Stuttgart

Oleh Wahyuni Kamah

"Pembeli adalah raja" bukanlah sekadar pemeo di kota-kota besar Eropa. Di sana para pembelanja sangatlah dimanjakan dengan kawasan belanja yang bebas kendaraan, teduh, dan para pelayan toko yang murah senyum.

 

FOTO-FOTO WAHYUNI KAMAH

KOENING STRASSE - Belanja di Koenig Strasse sangat nyaman, selain jalur pejalan kaki lapang, disediakan pula tempat berteduh dan bangku.

Saat berkunjung ke Stuttgart banyak orang mengira bahwa ibu kota Negara Bagian Baden Wuerttemberg ini hanyalah sebuah kota industri yang 'kering'. Padahal, selain menjadi kota industri penting di Jerman, Stuttgart adalah kota seni dan budaya yang menyimpan berbagai museum dan galeri yang memukau dan juga kota belanja. Satu hal yang mungkin terlupakan, pada 1953, di Stuttgart-lah terdapat zona pejalan kaki (Fussgaengerzone) pertama di Jerman. Di kota-kota Eropa, zona khusus pejalan kaki identik dengan kawasan perbelanjaan. Zona ini 'haram' bagi kendaraan bermotor dan pejalan kaki benar-benar menjadi raja dan siapa sangka kota kelahiran mobil Mercedes Benz ini memiliki pusat perbelanjaan yang tersebar di zona pejalan kaki.

Kawasan perbelanjaan ini terletak di jantung kota yang hancur lebur pada Perang Dunia II, dekat dengan perkantoran dan beberapa stasiun tram dalam kota (stadtbahn). Saat istirahat pada hari kerja, zona ini dipadati oleh warga Kota Stuttgart yang datang untuk bersantap siang atau cuci mata.

Bila Anda bertandang ke Stuttgart, sempatkanlah untuk menyusuri kawasan ini. Toko-toko di zona pejalan kini ini berada di bangunan modern yang mentereng ataupun di bangunan tua yang tertata elegan di wilayah kota lama Stuttgart. Tapi, Anda tidak akan menjumpai gedung bertingkat yang menjulang tinggi di kawasan ini karena tidak jauh dari zona pejalan kaki berdiri gereja tertua dan terpenting di Stuttgart, Stiftkirche, yang dibangun di abad ke-12. Di sekitar gereja tidak boleh ada bangunan yang tingginya melebihi menara gereja setinggi 61 meter itu dan itu masih dipatahui hingga sekarang.

Ruas jalan yang lapang membuat Anda nyaman melihat-lihat dan keluar masuk beragam toko yang menjual mulai dari barang antik, pakaian, alat elektronik hingga kebutuhan rumah tangga. Penataan etalase di setiap toko sangatlah apik dan menarik dan semua barang telah diberi label harga. Bila Anda mampir di salah satu toko, Anda akan merasakan perbedaan yang amat jelas antara pelayanan para penjual di toko-toko Eropa dan Indonesia. Para pelayan toko di sana sangat ramah dan mudah menebar senyum kepada pelanggan. Mereka akan meladeni pengunjung toko dan tidak akan menekuk muka meskipun pengunjung tidak membeli.

Untuk melepas dahaga atau rasa lapar, tersedia banyak pilihan tempat makan dari restoran yang berkelas hingga kedai makan cepat saji. Di akhir pekan suasana lebih semarak, di ruas jalan banyak seniman jalanan yang memeragakan kepandaian mereka beraksi, seperti pantomim, teater, bernyanyi atau pun sirkus kecil.

Koenigstrasse

Koenigstrasse adalah kawasan belanja yang utama di Stuttgart karena letaknya strategis, yakni membentang dari pintu keluar stasiun tram kota Arnulf-Klett Passage. Di ruas jalan sepanjang 1,2 kilometer ini para pejalan kaki dan pemakai kursi roda dapat melenggang dengan leluasa. Selain lapang di tengah-tengah ruas jalan terdapat deretan bangku-bangku yang diteduhi oleh barisan pohon. Siapa pun dapat melepas lelah di situ.

Tepat di mulut Koenigstrasse, terdapat pusat informasi turis (I-punkt). Bila Anda baru pertama kali ke Stuttgart dan sama sekali buta tentang kota ini, janganlah ragu untuk mendatangi I-punkt, para staf akan memberikan informasi yang Anda butuhkan dengan lengkap dan memuaskan.

Sebagai pusat pertokoan, toko-toko di Koenigstrasse kebanyakan mengkhususkan pada barang tertentu, misalnya toko khusus musik, parfum, obat-obatan, pakaian, sepatu, musik, atau teh. Rumah mode ataupun butik umumnya menjual hasil rancangan perancang mode asal Jerman atau Italia.

Selain toko-toko khusus ada juga departement store seperti Galeria Kaufhof yang tersebar di beberapa sudut di zona ini. Di galeria ini, pakaian wanita, pria, anak-anak, buku, hingga perkakas rumah tangga tersedia. Untuk harga, kalau dihitung-hitung hampir sama dengan harga barang yang dijual di Plaza Indonesia atau pun Metro di Jakarta.

Jika ingin mendapatkan harga yang sedikit miring, masuklah ke Multi Store. Toko ini sering memberikan harga khusus untuk barang-barang tertentu. Sewaktu saya ke toko ini, ada obral novel berbahasa Jerman di mana setiap novel hanya dihargai 1 Euro (Rp 10,000), harga yang bahkan lebih murah dari harga novel di Jakarta.

Perlu diketahui, kedai-kedai makanan kecil di tepi Koenigstrasse dan Fussgaengerzone (zona pejalan kaki) biasanya tidak menyediakan kursi, hanya beberapa meja tempat meletakkan makanan. Jadi, kalau ingin menikmati doner kebab, pizza atau roti, bersiaplan untuk bersantap sambil berdiri.

Restoran cepat saji McDonald menyediakan tempat duduk dan meja di luar dan di dalam restoran. Namun, jangan terkejut dengan harga burger McDonald, yang paling murah berkisar 2-3 Euro (Rp 20.000-30.000) per potong, sedangkan harga minuman rata-rata 1,5 Euro (Rp 15.000). Bila bosan dengan junk food, cobalah doner kebab, makanan Turki yang disukai lidah orang Jerman dengan harga mulai dari 3,5 Euro (Rp 35.000).

Bila Anda ingin mengetahui 'kebebasan' gaya Eropa, Anda boleh mampir ke sebuah sex shop di salah satu sudut Koenigstrasse. Sebenarnya ini kurang lazim karena biasanya segala bentuk erotic shop terpusat di wilayah red light district.

Calwer Strasse

Calwer Strasse tidaklah sepanjang Koenigstrasse tapi di sepanjang jalur inilah pusat gastronomi Stuttgart. Berbagai restoran yang menyediakan masakan Itali, China, Jepang, Thailand dan Eropa dapat dijumpai di sepanjang jalur ini, selain juga bistro dan cafe. Ruas tengah sepanjang jalan ini saat makan siang di musim panas atau udara cerah berubah menjadi barisan kursi-kursi dengan hamparan payung-payung indah karena para pengunjung restoran atau café lebih memilih untuk bersantap di luar dibandingkan di dalam bangunan restoran yang berkesan kuno.

Suasana Jerman yang sesungguhnya akan Anda rasakan bila berada di tengah-tengah para pengunjung restoran. Saat udara cerah, orang Jerman senang melewati waktu luang mereka dengan mengobrol sambil minum-minum di restoran terbuka.

Bersiap-siaplah untuk mengeluarkan 10-15 Euro untuk sekali santap siang, meskipun Anda juga dapat memilih set menu seharga 9 Euro dengan porsi Eropa tentunya. Namun, bila Anda tidak berniat untuk makan besar, cukup pesan secangkir kopi yang harganya berkisar 2,5 Euro atau 1-2 scoop es krim seharga 2 Euro.

Selain restoran dan café, toko-toko yang berjajar di sepanjang Calwer Strasse adalah pertokoan yang menjual barang-barang berkelas seperti perhiasan Cartier dan Stiefel, toko yang menjual boneka teddy bear yang khusus dibuat dengan tangan.

Schulstrasse

Ruas jalan yang menghubungkan Koenigstrasse dan Marktplatz di pusat kota Stuttgart ini merupakan kawasan pejalan kaki pertama di Jerman pada 1953. Ruas jalan ini tidak panjang dan berbagai toko yang menjual sepatu, pakaian, perhiasan dan aksesoris produksi Jerman dijumpai di sini. Di jalan ini, terdapat juga toko-toko roti (konditorie) yang menyajikan berbagai jenis roti yang menggiurkan, toko sosis dan juga restoran yang menyediakan makan siang.

Bohnenviertel

Bila berjalan lebih ke selatan, Anda akan tiba di kawasan pertokoan Bohnenviertel. Inilah kota tua Stuttgart sehingga jangan membayangkan toko-toko di sini berada di bangunan modern, semua pertokoan dan restoran berada di bangunan tua. Suasana berbelanja di sini tentu sedikit berbeda dari di Koenigstrasse yang terkesan sangat modern. Di Bohnenviertel banyak dijumpai toko-toko kecil, restoran-restoran internasional, toko minuman anggur lokal, kedai-kedai di tepi jalan yang menjual aneka permen dan roti. Yang menarik, pada musim panas sesekali diadakan pameran mobil-mobil mewah keluaran terbaru yang dijajarkan di sepanjang jalan ini dan sengaja dipamerkan untuk calon pembeli.

Markthalle

Bila Anda ingin membeli sayur-mayur dan buah segar tropis seperti nanas, durian bahkan rambutan, bumbu-bumbu masak asal Asia, kios-kios penjual makanan Itali, beragam daging dan sosis segar pilihan, roti dan minuman, berkunjunglah ke Markthalle. Markthalle yang terletak di Fussgaengerzone ini telah ada sejak 1912. Di dalam bangunan tua ini terdapat kurang lebih 40 stand. Bangunan ini terdiri dari 2 lantai, lantai satu adalah pasar buah dan sayur dan di lantai 2 Anda akan menemukan produk-produk keperluan rumah tangga yang sangat berkualitas tentunya dengan harga yang tinggi. Bunga-bunga segar subtropis juga dijual di Markthalle. Dibandingkan dengan harga di pasar swalayan, harga barang di Markthalle memang relatif lebih mahal tapi kualitas barangnya memang prima.

Klett-Passage Bahnhof

Tidak semua orang punya banyak waktu untuk menelesuri toko untuk berbelanja, bagi para commuter yang terburu-buru untuk berganti tram, Klett-Passage Bahnhof adalah tempat yang tepat untuk berbelanja. Passage ini adalah lorong lapang bawah tanah di stasiun tram Arnulf-Klett-Platz Stuttgart. Di sepanjang jalur ini terdapat 25 toko yang menjual makanan kemasan, kelontong, bunga, pakaian, sepatu, parfum, kios majalah dan surat kabar yang lengkap, serta kedai makanan. Klett-Passage pertama kali dibuka 25 tahun lalu dan tidak seperti toko-toko di Jerman yang tutup paling malam pukul 6, di Klett Passage kebanyakan toko buka hingga pukul 21.30

Flohmarkt (Pasar Loak)

Bila Anda butuh barang bekas atau barang antik, Anda dapat mencarinya di pasar loak. Berbeda dengan pasar loak di Jakarta yang buka setiap hari, di Stuttgart, pasar loak hanya hadir sekali dalam sebulan di akhir pekan biasanya saat musim panas. Penjual di pasar loak adalah pemilik barang-barang itu sendiri. Yang unik adalah di pasar loak yang digelar di lapangan di kawasan pejalan kaki ini pembeli dan penjual dapat saling berinteraksi dengan tawar-menawar karena kebanyakan harga-harganya belum dilabel. Barang-barang yang dijual pun unik, seperti kartupos yang dikirim pada Perang Dunia I, peralatan masak Eropa pada tahun 1930-an, komik, batu-batu permata, beragam pigura, novel, majalah, dan helem tentara bekas Perang Dunia II. Dengan berkeliling pasar loak Anda dapat melihat beragam kios yang menjual berbagai jenis barang, para penjual pun akan dengan senang hati meladeni pertanyaan pembeli. Namun, di pasar loak Anda tidak akan menemukan penjual makanan atau pun minuman.*